Penulis Aurelya Melani Soe Editor Ikhwan Fadhil Mauzin



Konflik dalam rumah tangga sering kali menjadi ujian besar bagi ketahanan hubungan. Banyak masalah yang muncul bukan karena hal besar, melainkan hal-hal sepele yang disalahpahami, hingga berdampak besar pada hubungan. Inilah yang diangkat dalam drama Pada Suatu Hari karya Arifin C. Noer, dengan cerdas menggambarkan pertikaian rumah tangga yang dipicu oleh kecemburuan dan kesalahpahaman. Drama ini hampir membawa hubungan sepasang kakek dan nenek ke ambang kehancuran.

Drama ini dipentaskan oleh Komunitas Teater Bhavana dalam Festival Teater Remaja (FTR) di Jambi pada 13 November 2024, dan berhasil meraih juara 2. Keberhasilan ini bukan hanya karena cerita yang kuat, tetapi juga berkat kerja keras seluruh tim dalam mempersiapkan pertunjukan. Meski sederhana, kisah ini menyimpan pesan mendalam tentang pentingnya komunikasi dan kepercayaan dalam rumah tangga.

Festival Teater Remaja adalah ajang kompetisi seni pertunjukan yang dirancang untuk menampilkan bakat dan kreativitas para remaja dalam dunia teater. Dalam festival ini, kelompok-kelompok teater dari berbagai daerah berkompetisi menampilkan pementasan drama dengan tema, gaya, dan konsep yang beragam. FTR bertujuan untuk mengembangkan potensi seni peran, meningkatkan apresiasi terhadap seni teater, serta memberikan ruang bagi generasi muda untuk berekspresi dan berkreasi dalam seni pertunjukan. Festival ini juga menjadi wadah pembelajaran bagi para peserta, baik dalam hal teknik teater, kolaborasi tim, maupun manajemen produksi.

Kisah Pada Suatu Hari dimulai dengan adegan nostalgia antara kakek dan nenek di tengah suasana rumah yang damai. Namun, ketenangan itu terganggu oleh kehadiran seorang janda, mantan kekasih sang kakek, yang menyebabkan kesalahpahaman besar antara pasangan tersebut. Konflik semakin memuncak ketika anak bungsu mereka muncul dengan masalah serupa: ia berniat meninggalkan suaminya yang dituduh berselingkuh. Alur ini berhasil menunjukkan bahwa konflik dan kesalahpahaman adalah hal universal yang dapat terjadi di berbagai generasi.

Selain menyajikan konflik yang serius, drama ini juga menyisipkan elemen humor untuk mencairkan suasana. Misalnya, tingkah lucu anak-anak Meli dan Feri, serta aksi konyol sang supir yang membuat penonton tertawa. Humor ini tidak hanya menghibur, tetapi juga membuat cerita terasa lebih hidup dan seimbang.

Penggambaran tiap tokoh dalam drama ini sangat realistis, dengan perhatian pada gerak tubuh, intonasi bicara, dan ekspresi wajah yang sesuai dengan peran mereka. Tata panggung juga dirancang dengan konsep realisme minimalis, yang menonjolkan akting para aktor sambil tetap memberikan detail yang memperkaya suasana. Koreografi dibuat senatural mungkin tetapi dengan sedikit sentuhan dramatis, yang menambah keunikan pementasan ini.

Saya terkesan dengan kedalaman cerita yang disampaikan. Drama ini tidak hanya menggambarkan konflik rumah tangga, tetapi juga menyoroti bagaimana kesalahpahaman kecil dapat merusak hubungan, jika tidak segera diselesaikan. Penampilan para aktor sangat meyakinkan, hingga saya merasa benar-benar tenggelam dalam cerita. Adegan-adegan emosional, seperti ketika nenek harus bersikap dewasa dan melupakan masalahnya dengan kakek demi memberi contoh dan nasihat untuk sang anak, berhasil menyentuh hati saya.

Namun, yang paling berkesan bagi saya adalah elemen komedi yang diselipkan dalam cerita. Tawa penonton di sela-sela ketegangan membuat suasana terasa lebih santai dan menghibur. Drama ini memberikan pelajaran penting tanpa terasa menggurui, dan itu adalah kekuatan utamanya. Saya yakin, pengalaman menonton Pada Suatu Hari akan terus membekas dalam ingatan saya sebagai salah satu drama teater terbaik yang pernah ada.

Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa drama ini cukup sukses. Dengan waktu latihan yang cukup singkat, penampilan kali ini sudah sangat memuaskan. Hal ini juga dapat terwujud karena kerja sama tim yang luar biasa, mulai dari sutradara yang cukup sabar dalam melatih, tim produksi yang berjuang mati-matian dalam pembuatan berbagai properti yang dibutuhkan, serta masih banyak lagi individu dan lembaga yang terlibat dan memberikan jasa besar bagi keberhasilan drama ini.

Meski pementasan ini telah berjalan dengan sangat baik, ada beberapa hal yang dapat ditingkatkan. Pertama, evaluasi pasca produksi yang seharusnya dilakukan secara rutin, agar tim dapat mengenali kekurangan dan memperbaikinya. Kedua, penambahan elemen visual atau efek pencahayaan yang lebih dinamis agar dapat memberikan kesan dramatis yang lebih kuat, sehingga terasa lebih memukau bagi penonton.